Komunikasimanusia dengan manusia melalui alat/media komunikasi seperti telpon,buliten,poster, spanduk,situs internet,safety letter,dan lainnya.komunikasi ini banyak di gunakan dilingkungan kerja misalnya komunikasi antara petugas di ruang control dengan petugas dilapangan,komunikasi antara
AlatPelindung Diri (APD) dan Alat Keselamatan Prosedur APD dan Alat Keselamatan : a. Penilaian Kebutuhan APD dan kebersihan lingkungan. •Dilakukan secara berkala oleh Petugas Industrial Hygiene. PERTEMUAN TEKNIS TAHUNAN - KAIT 9
Halini dapat disimpulkan bahwa pekerja pengangkut sampah di TPA Mojorejo Kabupaten Sukoharjo memiliki kebiasaan penggunaan alat pelindung diri (APD) baik dengan kriteria seperti, menggunakan pelindung kepala, masker, baju pelindung, sarung tangan dan sepatu boot. 3. Gangguan Kulit pada Pekerja Pengangkut Sampah TPA Mojorejo
a Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius. b) APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung mata (goggle), perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron, sandal/sepatu tertutup (Sepatu Boot).
Makapenggunaan APD kesehatanya harus lengkap mulai dari penutup kepala, masker N95, sarung tangan, gaun pelindung atau hazmat suit, kacamata google, sepatu boots, Contoh tindakanya: aksi bedah mayor (laparatomi, transplantasi, bedah mulut, persalinan normal atau cesar), kontak dengan yang memiliki infeksi resiko penularan tinggi antara lain, a
Hasilyang didapat dari penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kejadian infeksi cacing (p = 0.289), dan ada hubungan yang signifikan antara kebersihan diri
GAMBARANPENGARUH PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PETUGAS KEBERSIHAN JALAN DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Komunikasi Dan Informatika Oleh: SHANDY WAHYU
TitikApi Nihil, Polsek Bangko Tetap Lakukan Pendinginan Hotspot di Desa Labuhan Tangga Hilir
KerangkaAcuan Kegiatan Inhouse Training Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Dan Hand Hygiene Di RSUD Tgk. penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan keluargnya serta semua petugas di rumah sakit. Tujuan kebersihan tangan adalah untuk menghilangkan semua kotoran dan membunuh
Khususuntuk menangani jenis penyakit yang beresiko tinggi seperti halnya virus corona alat pelindung diri yang dipakai untuk mengisolasi tubuh tenaga kerja dari potensi bahaya di tempat kerja sendiri juga cukup beragam. Beberapa diantaranya ada hazmat suit, sarung tangan, masker wajah, penutup kepala, kacamata serta sepatu. 1.
SERANG- Dalam suasana memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Bank Sampah Digital (BSD) Senin (7/6/2021) menerima bantuan alat pelindung diri (APD) dari Indonesia Power. Penyaluran ini sebagai bentuk kepedulian Indonesia Power kepada para pihak terutama untuk mendukung pejuang lingkungan agar tetap aman dan terlindungi di masa
Pesankedua, para PPIH juga diminta jangan tunggu haus dan disiplin dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Hal ini mengingatnya perbedaan suhu yang sangat ekstrim di Arab Saudi, suhu yang tinggi disertai dengan kelembaban yang rendah. Sehingga rentan tidak hanya bagi jemaah, juga bagi Petugas terserang dehidrasi.
Perwalini dinilai memiliki keterkaitan dengan kesejahteraan dan keselamatan kerja dari para petugas kebersihan. Salah satu hal yang nanti akan diawasi menurut David adalah keselamatan kerja petugas, seperti pengawasan penggunaan alat pelindung diri. David menuturkan, bahwa retribusi sampah pun ke depannya akan meningkat. "Kenapa tidak ada
Iakhawatir kalau mereka tidak dilindungi kemudian banyak petugas kesehatan tertular dan diobservasi selama 14 hari atau diisolasi maka menimbulkan efek domino. Efek tersebut, yakni pasti mengurangi petugas kesehatan yang bisa membantu menangani virus. "Tentu ini menjadi beban tersendiri, kerumitan tersendiri.
BukuSaku ini dapat digunakan oleh siapapun yang terlibat Jakarta, 22 Juli 2010 dalam pekerjaan konstruksi diatas baik sebagai petugas/ pengawas/penanggungjawab kegiatan proyek konstruksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, Kontraktor serta untuk kegiatan swakelola. Buku Saku ini berisi petunjuk-petunjuk
whRRavs. Cleaning service CS is a job that often causes irritant contact dermatitis due to frequent contact with materials in the work environment, where the work is wet and is associated with water, soap, or other chemicals in a moment or repeatedly. This study aims to determine the effect of type of work, use of personal protective equipment, and history of atopy on the incidence of irritant contact dermatitis in cleaning service employees at the University of Muhammadiyah Malang. This study used an analytic observational method with a cross-sectional approach. The entire CS of the University of Muhammadiyah Malang population is 42 people with simple random sampling. The research data used a questionnaire from the British Health and Safety Executive HSE UK with the analysis technique using the Fisher Exact and Kruskal Wallis tests alternative chi-square in the bivariate test. In contrast, for multivariate, it used logistic regression. The research results obtained included 1 bivariate, there was a relationship between the type of work p= the use of personal protective equipment p= and a history of atopy p= in CS employees at the University of Muhammadiyah Malang. Furthermore, multivariate, there is a significant effect between the type of work sig Wald = use of personal protective equipment sig Wald = and history of atopy sig Wald = In conclusion, irritant contact dermatitis has a significant relationship with the type of work, use of PPE, and history of atopy. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 5, Nomor 4, Oktober 2022 5 Herb-Medicine JournalISSN 2620-567XAbstract Cleaning service CS is a job that often causes irritant contact dermatitis due to frequent contact with materials in the work environment, where the work is wet and is associated with water, soap, or other chemicals in a moment or repeatedly. This study aims to determine the effect of type of work, use of personal protective equipment, and history of atopy on the incidence of irritant contact dermatitis in cleaning service employees at the University of Muhammadiyah Malang. This study used an analytic observational method with a cross-sectional approach. The entire CS of the University of Muhammadiyah Malang population is 42 people with simple random sampling. The research data used a questionnaire from the British Health and Safety Executive HSE UK with the analysis technique using the Fisher Exact and Kruskal Wallis tests alternative chi-square in the bivariate test. In contrast, for multivariate, it used logistic regression. The research results obtained included 1 bivariate, there was a relationship between the type of work p= the use of personal protective equipment p= and a history of atopy p= in CS employees at the University of Muhammadiyah Malang. Furthermore, multivariate, there is a significant effect between the type of work sig Wald = use of personal protective equipment sig Wald = and history of atopy sig Wald = In conclusion, irritant contact dermatitis has a significant relationship with the type of work, use of PPE, and history of atopy. Keywords Irritant Contac Dermatitis, Cleaning service, personal protective equipment, history of atopy Abstrak Cleaning service CS merupakan pekerjaan yang sering menimbulkan dermatitis kontak iritan karena seringnya kontak dengan bahan-bahan di lingkungan pekerjaannya, dimana pekerjaan yang basah dan berhubungan dengan air, sabun atau bahan kimia lainnya dalam waktu sesaat atau berulang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis pekerjaan, penggunaan alat pelindung diri, dan riwayat atopi terhadap kejadian dermatitis kontak iritan pada karyawan cleaning service di Universitas Muhammadiyah Malang. Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh CS Universitas Muhammadiyah Malang sejumlah 42 orang dengan simple random sampling. Data penelitian menggunakan kuesioner dari health and safety Executive Inggris HSE UK dengan teknik analisis menggunakan uji Fisher Exact dan Kruskal Wallis alternative chi square pada uji bivariate sedangkan untuk multivariate menggunakan regresi logistic. Hasil penelitian yang di dapatkan antara lain secara bivariat, terdapat hubungan jenis pekerjaan p= penggunaan alat pelindung diri p=0,047, dan riwayat atopi p=0,001 pada karyawan CS di Universitas Muhammadiyah Malang. Secara multivariat terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis pekerjaan sig Wald= penggunaan alat pelindung diri sig Wald=0,032, dan riwayat atopi sig Wald=0,013. Kesimpulannya dermatitis kontak iritan memiliki hubungan yang signifikan dengan jenis pekerjaan, penggunaan APD dan riwayat atopi. Kata kunci Dermatitis kontak iritan, Cleaning service, Alat pelindung Diri, Riwayat Atopi PENGARUH JENIS PEKERJAAN, ALAT PELINDUNG DIRI DAN RIWAYAT ATOPI TEHADAP DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PETUGAS CLEANING SERVICE Dwi Nurwulan Pravitasari1*, Sri Adila Nurainiwati1 Eky Okviana Armyati2, Raihan Fatihka Devi3 1Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang 2 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah ponorogo 3 Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang * Correspondence Author Dwi Nurwulan Pravitasari Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Indonesia Email vitha_sabrinaviancha Telepon +628123086679 Volume 5, Nomor 4, Oktober 2022 6 Herb-Medicine JournalISSN 2620-567XPENDAHULUAN United State Bureau of Labour Statistic menyatakan pada tahun 2004 angka penyakit akibat kerja PAK sebesar ≥ dimana kejadian dermatitis kontak di Indonesia sangat bervariasi sehingga perkembangan pada bidang industri dan jasa yang sangat pesat dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit dermatitis Penyakit yang terjadi akibat kerja di Indonesia pada tahun 2014 mencapai ≥ kasus dimana mayoritas kejadian adalah Dermatitis Kontak Iritan DKI.1 Dermatitis kontak merupakan peradangan pada kulit karena terpaparnya kulit dengan bahan yang bersifat iritan atau alergen, yaitu yang berasal dari lingkungan pekerjaan seperti bahan kimia dan pelarut dengan paparan sekali atau Pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terkena DKI salah satunya adalah pekerja cleaning service CS. Pekerjaan CS merupakan bagian dari karyawan yang bekerja di perkantoran yang bertugas menjaga kebersihan lingkungan kantor, baik dalam gedung maupun diluar gedung. Berdasarkan data dari kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara kejadian dermatitis pada CS sebesar 18,5% dari 125 orang dengan gejala yang dialami adalah gatal, kemerahan, kulit melepuh, terkelupas dan rasa perih beberapa menit setelah terpajan bahan kimia yang berakibat terhadap penurunan produktifitas pekerja, dengan kasus dermatitis karena kontak bahan iritan sebanyak 25 orang Produk pembersih yang ada di pasaran mengandung bahan kimia seperti asam dan basa, detergen, surfaktan, dan solvent dengan bahan tambahan yaitu pewangi dan pewarna yang menimbulkan masalah iritasi pada kulit seperti dermatitis. Produk-produk pembersih tersebut apabila mengenai kulit akan menimbulkan terjadinya dermatitis yang hal ini sama dengan pekerjaan CS, dimana CS setiap hari akan kontak dengan bahan-bahan pembersih tersebut baik dalam waktu sebentar atau Penyebab DKI paling sering mengenai wanita karena lebih sering sekali kontak dengan pekerjaan rumah yang utamanya menggunakan sabun dan Dermatitis disebabkan oleh dua faktor yaitu factor langsung dimana factor tersebut berhubungan dengan bahan pembersinya meliputi ukuran molekul, daya larut dan konsentrasi, sedangkan dari faktor yang tidak langsung berhubungan dengan individunya yang kontak meliputi suhu, kelembaban, masa kerja, usia, jenis kelamin, ras, riwayat penyakit sebelumnya, personal hygiene dan penggunaan APD serta lama Dari permasalahan tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis pekerjaan, penggunaan alat pelindung diri, dan riwayat atopi terhadap kejadian dermatiatis kontak akibat kerja pada karyawan Cleaning service di Universitas Muhammadiyah Malang. METODE Penelitian dengan metode observasional analitik menggunakan metode Cross Sectional. Populasinya adalah karyawan cleaning service Universitas Muhammadiyah Malang. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Hasil analisis data yang disajikan adalah Analisis Univariat untuk mengetahui distribusi atau gambaran masing-masing variabel bebas, yaitu Jenis pekerjaan, penggunaan alat pelindung diri dan riwayat atopi. Pengujian hipotesis analisis bivariat menggunakan uji comparative kategorik Chi Square bila memenuhi syarat yaitu nilai expected count yang bernilai 2 x ≥ 2. Berikutnya uji analisis multivariat dengan regresi logistik tujuannya mengetahui factor bebas yang paling besar pengaruhnya terhadap kejadian dermatitis Kontak. Layak etik pada penelitian ini dengan nomor HASIL Analisis Univariat Karakteristik responden yang diamati meliputi jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan, kejadian dermatitis kontak, penggunaan APD, dan riwayat atopi seperti yang terdapat pada tabel berikut Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Nilai S1 Dermatitis Kontak Ya Tidak Penggunaan APD Tidak pernah Kadang-kadang Selalu Riwayat Atopi Ya 3 7,1% 28 66,7% 1433,3% 13 31% 13 31% 16 38,1% 24 57,1% Volume 5, Nomor 4, Oktober 2022 7 Herb-Medicine JournalISSN 2620-567XDari 42 responden didapatkan jumlah laki-laki dan perempuan seimbang yaitu 21 responden 50%. Responden yang menjadi subyek penelitian paling rendah berusia 21 tahun dan paling tua berumur 51 tahun dengan rata-rata umur sekitar 34 tahun. Berdasarkan status pernikahan diketahui mayoritas responden sudah menikah yaitu 27 orang 64,3%. Responden paling banyak memiliki pendidikan SMA/Sederajat 50%. Untuk pemeriksaan yang terdiagnosis Dermatitis kontak sebanyak 28 karyawan, sedangkan yang riwayat penggunaan APD paling banyak yang selalu menggunakan APD sebanyak 38,1% dan yang mempunyai riwayat atopi sebanyak 24 karyawan 57,1 % Analisis hubungan penggunaan APD dengan terjadinya dermatitis kontak pada petugas kebersihan Hubungan penggunaan APD dengan terjadinya dermatitis kontak iritan pada petugas kebersihan adalah sebagai berikut Tabel 2. Hubungan Penggunaan APD Dengan Dermatitis Kontak Penggunaan APD Dermatitis Kontak Total Nilai p Tidak pernah 2 11 13 0,047b Kadang-kadang 3 10 13 Selalu 9 7 16 Berdasarkan tabulasi silang diketahui bahwa dari 13 petugas yang tidak pernah menggunakan APD mayoritas mengalami dermatitis kontak 67,6%. Kemudian dari 13 responden yang kadang menggunakan dan kadang tidak menggunakan APD mayoritas juga terkena dermatitis kontak iritan. Untuk responden yang selalu menggunakan APD maka tidak terkena dermatitis kontak iritan sebanyak 56,3%. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,047 p 1. Variabel penggunaan APD kadang-kadang menghasilkan sig Wald sebesar 0,093 menunjukkan hasil tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan APD kadang-kadang dengan kejadian dermatitis kontak iritan. Variabel riwayat atopi ya menghasilkan sig Wald sebesar 0,013, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan riwayat atopi ya dengan kejadian dermatitis kontak iritan. Nilai OR yang diperoleh adalah 12,508 dimana maknanya adalah responden yang memiliki riwayat atopi meningkatkan peluang kemungkinan terkena dermatitis kontak iritan OR>1. Variabel jenis pekerjaan gedung memghasilkan sig Wald sebesar 0,023 yang menunjukkan terdapat pengaruh jenis pekerjaan gedung dengan kejadian dermatitis kontak iritan. Nilai OR yang diperoleh adalah 22,292 yang artinya responden yang bekerja di bagian gedung meningkatkan peluang terkena dermatitis kontak iritan QR>1. Variabel yang jenis pekerjaan di laboratorium memghasilkan sig Wald sebesar 0,029 yang menunjukkan terdapat pengaruh jenis pekerjaan laboratorium dengan kejadian dermatitis kontak iritan. Nilai OR yang diperoleh adalah 36,334 yang artinya responden yang bekerja di bagian laboratorium meningkatkan peluang terkena dermatitis kontak iritan QR>1. Secara keseluruhan besarnya kontribusi variable penggunaan APD , riwayat atopi dan jenis pekerjaan dalam memprediksi kejadian dermatitis kontak iritan sebesar 64,2% sedangkan 35,8% lainnya dipengaruhi oleh variable lain di luar penelitian ini. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini didapatkan 42 responden dimana hasilnya jumlah laki-laki dan perempuan sama banyak. Menurut Aneja, perempuan lebih sering terjadi dermatitis kontak iritan dibandingkan laki-laki, hal ini dikarenakan perempuan banyak melakukan pekerjaan yang selalu berhubungan dengan produk-produk pembersih sehingga memiliki risiko besar untuk mengalami dermatitis Berdasarkan National Health Interview Survey menyatakan bahwa perempuan lebih banyak mengalami dermatitis kontak sebanyak 58% kasus dan laki-laki sebanyak 42% kasus, hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang menyatakn bahwa perempuan lebih banyak mengalami dermatitis kontak dibandingkan Untuk factor usia rata-rata pada penelitian ini sekitar 34 tahun. Pada penelitian dilaporkan bahwa 80% kasus dermatitis kontak iritan dapat menyerang pada semua Pekerja yang lebih tua berisiko untuk mengalami dermatitis kontak karena terdapat perubahan kulit karena usia dan pada perempuan yang telah mengalami monopouse berisiko yang tinggi untuk mengalami dermatitis karena penurunan hormon esterogen sedangkan pada penelitian menyatakan bahwa kasus dermatitis kontak banyak terjadi pada usia produktif dengan rentang usia 15-64 tahun karena pada usia tersebut memiliki banyak aktivitas sehingga memungkinan lebih mudah terpapar bahan Pada penelitian Pigatto menyatakan bahwa dermatitis kontak iritan pada usia anak-anak 0-5 tahun tergolong kasus yang rendah karena paparan dari bahan iritan masih terbatas tetapi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada usia Untuk status pernikahan pada penelitian Mauro didapatkan bahwa kasus dermatitis kontak lebih banyak terjadi pada individu yang telah Hal ini dikarenakan pada individu yang telah menikah memiliki tanggung jawab pekerjaan rumah yang lebih banyak daripada individu yang belum menikah, seperti mencuci baju, piring dan mobil. Tingkat Pendidikan menurut penelitian menyatakan bahwa kejadian dermatitis kontak lebih banyak terjadi pada tingkat pendidikan SMA, karena perbedaan tingkat pengetahuan individu, berdampak pada pengetahuan cara pencegahan terjadinya Volume 5, Nomor 4, Oktober 2022 9 Herb-Medicine JournalISSN 2620-567Xdermatitis Pada penelitian Mirabelle jenis pekerjaan pada petugas kebersihan yang membersihkan gedung banyak berkontak dengan bahan-bahan seperti sabun pembersih lantai, sedangkan yang bekerja pada taman lebih sedikit terkena dermatitis kontak karena pada petugas kebersihan taman lebih sedikit berkontak dengan bahan-bahan kimia, paling sering kontak dengan air, dimana air merupakan iritan ringan, namun apabila terpapar terlalu lama dengan frekuensi sering maka dapat menyebabkan dermatitis Sejalan dengan penelitian Behroozy dikatakan bahwa CS dapat mengalami dermatitis kontak akibat kerja karena sering terpapar oleh bahan-bahan iritan, dan penelitian di Jerman juga mengatakan bahwa 4,5%/ kasus dermatitis kontak iritan terjadi pada petugas kebersihan. Hasil penelitian bivariate menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan alat pelindung diri APD dengan terjadinya dermatitis kontak pada CS. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhan noto bahwa penggunaan APD sangat berpengaruh dalam terjadinya dermatitis kontak, pengunaan APD bertujuan untuk melindungi diri dari sumber bahaya tertentu. 18 Hal ini dikarenakan saat melakukan pekerjaannya petugas kebersihan banyak berkontak dengan bahan kimia, jika tidak menggunakan APD maka bahan-bahan kimia tersebut dapat mudah berpenetrasi ke dalam kulit dan menyebabkan iritasi pada kulit. 19 Riwayat atopi merupakan penyakit yang diturunkan melalui genetik, seperti dermatitis atopi, rhinitis alergi, dan asma. Dari hasil penelitian yang mempunyai riwayat atopi maupun tidak memiliki kesempatan yang sama untuk terjadinya dermatitis kontak, hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa tidak ada hubungan antara riwayat atopi dengan kejadian dermatitis kontak, sehingga semua petugas memiliki risiko yang sama untuk mengalami dermatitis kontak. 20,21 Hasil analisis multivariate secara keseluruhan besarnya kontribusi variable penggunaan APD, riwayat atopi dan jenis pekerjaan dalam memprediksi kejadian dermatitis kontak iritan sebesar 64,2% untuk pengaruh variable lain di luar penelitian sebesar 35,8%. SIMPULAN Dermatitis kontak iritan memiliki hubungan yang signifikan dengan jenis pekerjaan, penggunaan APD dan riwayat atopi. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Malang yang sudah memfasilitasi dalam penelitain ini dan juga kepada semua pihak yang sudah berpartisipasi dalan penelitian ini. REFERENSI 1. Fauziyyah, S. W. 2020. Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Pada Pegawai Laundry. Jurnal Kesehatan, 111, 71. 2. Iswara Wijaya, I., Darmada, I., & Rusyati, L. 2016. Edukasi Dan Penatalaksanaan Dermatitis Kontak Iritan Kronis Di Rsup Sanglah Denpasar Bali Tahun 2014/2015. E-Jurnal Medika Udayana, 58, 2014–2017. 3. Warahmah, M. 2020. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pekerja Laundry terhadap Dermatitis Kontak Di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Health Sains, 16, 385–392. 4. Sembodo, T., Karyadini, hesti W., & Nasihah, S. D. 2021. Lama Kontak Deterjen dan Kejadian Dermatitis Kontak pada Ibu Rumah Tangga Tjatur Sembodo. Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 124, 326–328. 5. Abdullah, A. A., Irwan, I., & Prasetya, E. 2020. Analisis Karakteristik Limbah Laundry Terhadap Kejadian Dermatitis Kontak iritan Pada Pekerja Laundry X Kota Gorontalo. Jambura Journal of Health Sciences and Research, 21, 43–52. 6. Aneja, S. 2020. Irritant contact dermatitis. 7. Pacheco, K. A. 2018. Occupational dermatitis How to identify the exposures, make the diagnosis, and treat the disease. In Annals of Allergy, Asthma and Immunology Vol. 120, Issue 6. 8. Jimah, C. T., Toruan, V. M. L., & Nugroho, H. 2020. KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN DERMATITIS KONTAK DI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER SAMARINDA. Jurnal Kedokteran Mulawarman, 72. 9. Zander, N., Sommer, R., Schäfer, I., Reinert, R., Kirsten, N., Zyriax, B. C., Maul, J. T., & Augustin, M. 2019. Epidemiology and dermatological comorbidity of seborrhoeic dermatitis population-based study in 161 269 employees. British Journal of Dermatology, 1814. Volume 5, Nomor 4, Oktober 2022 10Herb-Medicine JournalISSN 2620-567X10. Lurati, A. R. 2015. Occupational risk assessment and irritant contact dermatitis. Workplace Health and Safety, 632. 11. Pigatto, P., Martelli, A., Marsili, C., & Fiocchi, A. 2010. Contact dermatitis in children. In Italian Journal of Pediatrics Vol. 36, Issue 2. 12. Mauro, M., Bovenzi, M., & Filon, F. L. 2021. Occupational contact dermatitis in a gender perspective North east italian data 1996-2016. Medicina Del Lavoro, 1121. 13. Hutagalung, A. L., & Hazlianda, C. P. 2019. TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA BINATU TERHADAP DERMATITIS KONTAK DI KELURAHAN PADANG BULAN TAHUN 2017. Media Dermato Venereologica Indonesiana, 463. 14. Mirabelli, M. C., Vizcaya, D., Margarit, A. M., Antó, J. M., Arjona, L., Barreiro, E., Orriols, R., Gimenez-Arnau, A., & Zock, J. P. 2012. Occupational risk factors for hand dermatitis among professional cleaners in Spain. Contact Dermatitis, 664. 15. Djuanda, A., Hamzah, M., & Aisah, S. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Universitas Indonesia. 16. Behroozy, A., & Keegel, T. G. 2014. Wet-work exposure A main risk factor for occupational hand dermatitis. In Safety and Health at Work Vol. 5, Issue 4. 17. Callahan, A., Baron, E., Fekedulegn, D., Kashon, M., Yucesoy, B., Johnson, V. J., Domingo, D. S., Kirkland, B., Luster, M. I., & Nedorost, S. 2013. Winter season, frequent hand washing, and irritant patch test reactions to detergents are associated with hand dermatitis in health care workers. Dermatitis, 244. 18. Suhan Nanto, S. 2015. Singgih Suhan Nanto Kejadian Timbulnya Dermatitis Kontak Pada Petugas Kebersihan Majority Vol. 4. 19. Bauer, A. 2013. Contact dermatitis in the cleaning industry. In Current Opinion in Allergy and Clinical Immunology Vol. 13, Issue 5. 20. Rahmatika, A., Saftarina, F., Anggraini, D., I., dan Mayasari, D. 2020. Hubungan Faktor Risiko Dermatitis Kontak pada Petani. Jurnal Kesehatan Vol. 11 No. 1 21. S. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja Cleaning Service. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ... Penyakit kulit merupakan penyakit yang umum terjadi pada semua anggota masyarakat. Jenis penyakit kulit seperti kusta, dermatitis, kudis, dan panu [2]. Penyakit kulit adalah penyakit bagian luar tubuh dengan gejala berupa gatal, nyeri, mati rasa dan kemerahan yang disebabkan oleh bahan kimia, sinar matahari, virus, imun tubuh yang lemah, mikroorganisme, mikroba, jamur, dan faktor personal hygiene [3]. ...Apriyana IrjayantiAnton WambrauwIda WahyuniAyu Anisa MarandenSkin disease is a disease that attacks the surface of the body and is caused by various diseases. Skin diseases can also be caused by fungi, germs, viruses and parasites. The purpose of this study was to determine the relationship between personal hygiene and the incidence of skin diseases. This type of research uses an analytic observational method with a cross sectional research design. The population in this study were 149 residents, samples taken from the entire population were 149 respondents. The sampling technique uses total sampling. Collecting data using questionnaires and observation. The data analysis used was univariate analysis and bivariate analysis, using the chi-square test α α = pada variabel Pengetahuan dan Perilaku, yaitu > dan > sehingga H0 diterima dan H1 ditolak yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara Dermatitis Kontak dengan Pengetahuan dan Perilaku pencuci pada laundry yang berada di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Sedangkan pada variabel Sikap diperoleh nilai asymp. sig. 40 years age. Prevalence of occupational contact dermatitis is still high in cleaning. Irritant contact dermatitis is prevailing, but allergic contact dermatitis is quite frequent, too. Up to now, prevention strategies in cleaning seem to be insufficient.
Setiap perusahaan di bidang jasa kebersihan umumnya telah membekali para pegawainya, baik berupa keterampilan hingga alat cleaning service yang menunjang pekerjaan mereka. Alat tersebut merupakan alat bantu yang penting dimiliki demi memaksimalkan kinerja para pegawai. Keberadaan alat-alat tersebut sangat mendukung dalam kebersihan baik rumah sakit, bank, mall, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, petugas biasanya melakukan cek list peralatan yang dibutuhkan sehingga tidak ada satupun yang terlewat. Nah, peralatan kebersihan yang bisa memberikan kemudahan bagi para petugas dalam pekerjaannya berupa carry caddy tempat penyimpan alat, hand brush sikat dinding, vacuum cleaner alat penyedot debu, floor machine alat pembersih lantai, glass squeegee alat penyeka kaca, toilet bowl brush pembersih noda toilet, sarung tangan, dry cloth kain lap, dan alat pemeras mop. Umumnya alat-alat tersebut untuk membersihkan berbagai ruangan sehingga menghasilkan tempat yang bersih, bebas debu, dan rapi. Sehingga ruangan terlihat indah dan bebas kuman. Sehingga setiap orang mampu merasakan efek dari ruang yang bersih tersebut. Sedangkan untuk bahan pembersih atau chemical umumnya terdiri dari glass cleaner bahan pembersih kaca, disinfektan bahan kimia pembasmi kuman, furniture polish bahan pengkilap perabot, metal polish pengkilap metal, detergent bahan mencuci porcelain, air freshener pengharum ruangan, dan multi purpose cleaner pembersih kaca, furniture, gelas dan lantai. Selain adanya alat serta bahan pembersih, juga harus disiplin terkait peralatan pelindung diri. Jasa cleaning service melengkapi para petugasnya dengan peralatan pelindung diri berupa hand gloves sarung tangan pelindung dari zat kimia, pelindung kepala, sabuk pengaman, dan masker. Begitu pentingnya alat kebersihan tersebut untuk keseharian para petugas, maka perlu adanya kelengkapan serta alat terbaru yang menunjang pekerjaan mereka. Anda bisa dapatkan berbagai produk housekeeping dan alat cleaning service terbaik dan terbaru di Adya Graha Kencana. Distributor alat kebersihan sebagai solusi untuk klien. Adya Graha Kencana menyediakan berbagai kebutuhan Anda terlengkap dan termurah.
Sumber Pexels/Chevanon PhotographyBagi seorang pekerja dan perusahaan, keselamatan kerja menjadi hal utama. Apalagi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 ini juga diatur dalam Undang-undang perusahaan dan pekerja harus sama-sama mengetahui tentang keselamatan kerja sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya menggunakan Alat Pelindung Diri APD yang sesuai adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dengan cara mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat ini terdiri dari perlengkapan wajib yang digunakan pekerja untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. tentang Alat Pelindung Diri. Untuk itu, pengusaha wajib untuk menyediakan APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI bagi Saja Bentuk Alat Pelindung Diri yang Sesuai dengan Standar Kesehatan & Keselamatan Kerja K3?Yuk, ketahui beberapa bentuk alat pelindung diri yang sesuai dengan K3 berikut Helm KeselamatanHelm keselamatan atau safety helmet berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di ini juga bisa melindungi kepala kamu dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia, atau suhu dia rekomendasi helm keselamatan merek Krisbow yang bisa kamu Brim Helm Keselamatan Kerja Hdpe – KuningCek di siniKrisbow Brim Helm Keselamatan Kerja Hdpe – PutihCek di sini2. Sabuk dan Tali KeselamatanSabuk keselamatan atau safety belt wajib digunakan buat membatasi gerak pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi yang beberapa pekerjaan mengharuskan pekerja untuk berada pada posisi yang cukup berbahaya, seperti pada posisi miring, tergantung, atau memasuki rongga sabuk keselamatan ini terdiri dari harness, lanyard, safety rope, dengan beberapa alat lainnya, seperti karabiner, rope clamp, decender, dan Harness Full Body Dengan Sabuk PengamanCek di siniKrisbow Sabuk Pengaman Extra TaliCek di sini3. Sepatu BootSelain badan, kaki juga harus dilindungi dari benturan benda berat, risiko tertusuk benda tajam, dan terkena bahan kimia berbahaya dengan cara memakai sepatu bedanya sepatu ini dengan safety shoes adalah perlindungan yang lebih maksimal karena modelnya tinggi dan bisa melindungi kaki hingga bagian betis dan tulang Ukuran M Sepatu Boot Pvc Dengan Reflektor – OranyeCek di siniKrisbow Ukuran L Sepatu Pengaman Boot Dengan Sol Tengah BajaCek di sini4. Sepatu PelindungSama halnya dengan sepatu boot, safety shoes atau sepatu pelindung juga dipakai buat melindungi kaki dari berbagai safety shoes biasanya dilengkapi dengan beberapa hal nih, seperti antislip, antipanas, anti-bahan kimia, anti-listrik, atau yang Ukuran 40 Argon Sepatu Pengaman 6 Inci – HitamCek di siniKrisbow Ukuran 38 Sepatu Pengaman ApolloCek di sini5. MaskerUntuk melindungi organ pernapasan, pakailah masker berikut karena bisa menyaring bahan kimia, mikroorganisme, partikel debu, aerosol, uap, asap, sampai udara yang kamu hirup adalah udara bersih dan sehat. Biasanya, masker yang memenuhi syarat K3 terdiri dari berbagai jenis, seperti respirator, katrit, sampai Masker Respirator Half Mask SingleCek di siniKrisbow Masker Respirator Half Mask DoubleCek di telingaSaat bekerja di bidang konstruksi, pastinya ada banyak suara bising yang berasal dari peralatan konstruksi. Untuk itu, gunakan penutup telinga agar bisa melindungi telinga dari tekanan Headband Pelindung Telinga 30 DbCek di siniKrisbow Headband Pelindung Telinga 35 DbCek di sini7. Kacamata PengamanMata kamu juga harus dilindungi dari paparan partikel yang melayang di udara atau air, percikan benda kecil, benda panas, sampai uap panas. Yap, kamu hanya perlu memakai kacamata itu, kacamata pengaman juga berfungsi untuk menghalangi pancaran cahaya yang langsung pada mata. Jenis kacamata pengaman ini bisa berupa spectacles atau Pengaman Heavy Duty RainbowCek di siniKrisbow Kacamata Pengaman Sporty Dengan NosepadCek di sini8. Sarung TanganAlat keselamatan kerja lainnya yang harus kamu pakai adalah sarung tangan. Gunanya untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, goresan benda tajam, sampai virus dan sarung tangan buat pekerja terbuat dari material yang beraneka macam, seperti logam, kulit, kanvas, kain, karet, dan Sarung Tangan Pengaman Nilon NitrilCek di sini9. Pelindung WajahSesuai namanya, pelindung wajah atau face shield bisa melindungi wajah dari bahan berbahaya saat bekerja. Untuk keamanan maksimal, kamu bisa menggunakan pelindung wajah dengan kaca gelap, seperti berikut Masker Pelindung Wajah Dengan Penutup TelingaCek di siniKrisbow Helm Pelindung Wajah – Kaca GelapCek di sini10. PelampungBuat pekerja yang bekerja di atas air, pelampung atau rompi keselamatan wajib digunakan agar terhindar dari bahaya tenggelam. Alat ini terdiri dari life jacket, life vest atau bouyancy control device untuk mengatur saat tubuh kamu sedang terapung di Ukuran Xl Rompi Pelampung Dengan Leg StrapCek di siniKrisbow Rompi Pelampung Dewasa – Merah Abu-abuCek di siniAlat Pelindung Diri untuk Melawan VirusSelain alat keselamatan kerja, kamu juga bisa menggunakan alat pelindung diri kesehatan bagi para tenaga medis di tengah maraknya pandemi virus korona, lho. Ini dia beberapa alat kesehatan yang bisa melindungi tubuh dari Masker Anti Virus N95Saat keluar rumah atau bepergian, pastikan untuk selalu menggunakan masker. Terbuat dari kain yang lembut untuk kulit, masker ini mampu melakukan filtrasi hingga 95%.Masker ini bisa melindungi kamu dari debu, bakteri, hingga cairan aerosol. Selain buat petugas medis, masker ini juga aman untuk penggunaan Sip Set 5 Pcs Masker Anti Virus Dark Series Kn95Cek di sini2. Pakaian Pelindung Laboratorium & ICUUntuk petugas medis, pakaian ini wajib digunakan agar bisa melindungi dari bakteri dan virus saat menangani fitur lapisan air permeable membrane, kamu bisa bernafas dengan lebih mudah. Pakaian ini sudah teruji steril dan mendapatkan sertifikasi Medical Executive Standard Medical Executive Standard EN14126-2003, APD atau Alat Pelindung Diri ini harus diperhatikan kondisinya. Jika APD rusak, sebaiknya jangan kamu APD juga memiliki masa pakai, sehingga perawatannya harus lebih diperhatikan dan dicatat waktu pembelian serta masa Pakaian Pelindung Laboratorium Apd HazmatBeli di sini3. Hand SanitizerMenjaga kebersihan tangan selama pandemi COVID-19 merupakan hal yang paling penting. Namun, kita mungkin tidak bisa selalu menemukan tempat cuci itulah, kita bisa menggunakan hand sanitizer. Pastikan membawa hand sanitizer ke mana pun kita 500 Ml Hand Sanitizer & Car SterilizationCek di siniNah, itu dia alat penting yang wajib digunakan para pekerja lapangan dan tenaga medis agar tetap aman. Tenang, semua perlengkapan di atas bisa kamu beli di perlengkapan k3 hemat hingga 50% klik di siniMelalui situs ini, kamu juga bisa mendapatkan aneka jenis peralatan rumah tangga dari merek-merek ternama milik Kawan Lama Group, yaitu ACE, INFORMA, Krisbow, SELMA, Toys Kingdom, ATARU, dan masih banyak juga berbagai artikel menarik lainnya dari ruparupa hanya di Google News atau klik di sini.
ArticlePDF AvailableAbstractAlat Pelindung Diri APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan dengan 10 orang pekerja pengangkut sampah, ditemukan 70% pekerja pengangkut sampah tidak menggunakan APD dan tidak merawat APD dengan baik. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat kuantitatif dengan desain Cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji chi-square yang dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan alat pelindung diri APD terhadap sikap p = 0,028, ketersediaan sarana p = 0,028, pelatihan p = 0,021, pengawasan p = 0,024, dan motivasi p = 0,000, serta tidak ada hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan p = 0,616, dan manajemen p = 0,836. Hasil penelitian multivariat bahwa variabel ketersediaan sarana merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling kuat dengan nilai p = 0,016 dan OR sebesar 2. Disarankan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang sebaiknya dapat lebih tegas dalam menerapkan regulasi pada pekerja pengangkut sampah, mengenai penggunaan APD dalam bekerja. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Kesehatan Global, Vol. 2, No. 1, Januari 2019 20-28Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan HelvetiaARTIKEL RISETURL Artikel PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJAPENGANGKUT SAMPAH DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DANKEBERSIHAN KOTA PALEMBANGDeterminants Of The Use Personal Protective Equipment In Workers Of WasteCarrier In The Department Of Environment And Hygiene Of PalembangRiza Agustina U1K, Kamaluddin,2Dahlan, Hatta31Departemen Magister K3KL Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya Palembang,Indonesia2Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang, Indonesia3Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Palembang, IndonesiaEmail Penulis Korespondesnsi riza1916 Pelindung Diri APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untukmelindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensibahaya di tempat kerja. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan dengan 10orang pekerja pengangkut sampah, ditemukan 70% pekerja pengangkut sampah tidakmenggunakan APD dan tidak merawat APD dengan baik. Penelitian ini merupakan penelitiananalitik yang bersifat kuantitatif dengan desain Cross sectional. Hasil penelitian menunjukkanbahwa hasil uji chi-square yang dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikanantara penggunaan alat pelindung diri APD terhadap sikap p= 0,028, ketersediaan sarana p= 0,028, pelatihan p= 0,021, pengawasan p= 0,024, dan motivasi p= 0,000, serta tidakada hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan p= 0,616, dan manajemen p= 0,836.Hasil penelitian multivariat bahwa variabel ketersediaan sarana merupakan faktor yangmempunyai pengaruh paling kuat dengan nilai p = 0,016 dan OR sebesar 2. Disarankan kepadaDinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang sebaiknya dapat lebih tegas dalammenerapkan regulasi pada pekerja pengangkut sampah, mengenai penggunaan APD Kunci Determinan, Alat Pelindung Diri, Pekerja Pengangkut SampahAbstractPersonal Protective Equipment PPE is a device that has the ability to protect someonewhose function is to isolate part or all of the body from potential hazards in the on the results of a preliminary study conducted with 10 people carrying garbageworkers, it was found that 70% of workers carrying garbage did not use PPE and did not treatPPE properly. This study is a quantitative analytical study with a cross sectional design. Theresults showed that the results of the chi-square test conducted showed that there was asignificant relationship between the use of personal protective equipment PPE on attitudes p= availability of facilities p = training p = supervision p = andmotivation p = 0,000, and there was no significant relationship to knowledge p = andmanagement p = The results of multivariate research that the availability of facilitiesvariable is the factor that has the strongest influence with a significant value = and an Jurnal Kesehatan Global, Vol. 2, No. 1, Januari 2019 20-28Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan HelvetiaOR of 2. It is suggested that the Environment and Hygiene Agency of the city of Palembangshould be more assertive in implementing regulations onwaste transport workers, regarding theuse of PPE in Determinants, Personal Protective Equipment, Waste Carrier WorkersPENDAHULUANAlat Pelindung Diri APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untukmelindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensibahaya di tempat kerja. APD apabila digunakan dengan benar dan tepat dapat memberikanperlindungan bagi tenaga kerja dari berbagai dampak dari kecelakaan akibat kerja, dan jugadapat mendukung kinerja karyawan maupun perusahaan. Berdasarkan hasil studi pendahuluanyang telah dilakukan dengan 10 orang pekerja pengangkut sampah, ditemukan 70% pekerjapengangkut sampah tidak menggunakan APD dan tidak merawat APD dengan baik. Dalampelaksanaannya Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 bertujuan untuk menciptakan tenagakerja yang sehat dan produktif sehingga terciptanya keamanan dan kenyamanan hidup sehatdalam bekerja maka terwujudlah derajat kesehatan yang optimal. Pelayananan pengangakutansampah di Palembang mencakup 18 kecamatan yang ditangani oleh petugas pengangkut sampahantara lain Seberang Ulu I, Jakabaring, Kertapati, Seberang Ulu II, Plaju, Ilir Timur I, IlirTimur II, Ilir Timur III, Ilir Barat I, Ilir Barat II, Bukit Kecil, Gandus, Sukarami, Alang-AlangLebar, Kemuning, Sematang Borang, Sako dan penelitian yang dilakukan Elfitri Roza, pengetahuan petugas kebersihantentang alat pelindung diri di PD. Jaya Kec. Pasar Minggu kurang baik 70% menggunakan APDtidak baik, sedangkan bersikap negatif yang menggunakan APD kurang baik 80% dan bersikappositif menggunakan APD baik 35,7% 1. Sedangkan menurut penelitian Herlinda Health BelifModel HBM digunakan untuk menjelaskan persepsi pemulung terhadap risiko kesehatan dankeselamatan kerja tersebut. Dengan mengetahui persepsi pemulung terhadap risiko kesehatandan keselamatan kerja dikaitkan dengan penggunaan APD, maka akan diperoleh alasan utamamengapa selama ini pemulung tidak menggunakan APD selama bekerja. Dengan diketahuialasan utama ini, maka akan dapat dijadikan dasar pengembangan program peningkatan derajatkesehatan dan keselamatan pemulung sesuai kebutuhan mereka 2.Pekerja pegangkut sampah di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan merupakanPekerja Harian Lepas PHL. Pekerja pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup danKebersihan setiap harinya bekerja memungut, serta mengumpulkan sampah dari rumah tangga,hingga pusat keramaian seperti pasar, ruko, perkantoran, rumah sakit dan sampah jalanan dilingkungan kota Palembang. Petugas pengangkut sampah merupakan Pekerja Harian LepasPHL. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan peneliti dengan 10 orang pekerjapengangkut sampah, ditemukan 70% pekerja pengangkut sampah tidak menggunakan APD dantidak merawat APD dengan baik. Berdasarkan wawancara dengan petugas pengangkut sampahjuga ditemukan kejadian kecelakaan kerja seperti tertusuk benda tajam seperti pecahan kaca,tangan tergores dan luka saat bekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor determinanyang berhubungan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja pengangkut sampah di DinasLingkungan Hidup dan Kebersihan Kota PENELITIANJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik yang bersifatkuantitatif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui tentang hubunganperilaku pekerja pengangkut sampah sebagai variabel independen dan penggunaan APD padapekerja pengangkut sampah sebagai variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah Jurnal Kesehatan Global, Vol. 2, No. 1, Januari 2019 20-28Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetiapara pekerja pengangkut sampah yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan KotaPalembang. Berdasarkan data yang ada jumlah pekerja pengangkut sampah yang bekerja diDinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang adalah 451 orang. Teknikpengambilan sampel pada penelitian ini dengan random sampling 3. Perhitungan sampel akandilakukan dengan rumus uji hipotesis 2 proporsi. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 130orang pekerja. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan hubunganvariabel independen dengan variabel dependen melalui uji Chi-square. Analisis data bivariatdilakukan dengan perangkat komputer untuk membuktikan hipotesis untuk memperolehjawaban apakan dua variabel saling berhubungan atau tidak yaitu dengan ketentuan jika Pvalue 0,05. MenurutGreen 8 dalam peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, namunhubungan positif antara kedua variabel ini telah diperlihatkan dalam sejumlah penelitian yangdilakukan. Menurut penelitian yang dilakukan Winandar dari 25 responden dengan pengetahuantinggi sebanyak 10 orang 40% yang lengkap menggunakan APD, dan dari 32 responden denganpengetahuan rendah sebanyak 10 orang 31,3% yang lengkap menggunakan APD 9. Berdasarkanuji statistik diketahui p value < α = 0,05, ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan alatpelindung diri pada petani yang menggunakan Pekerja Pengangkut Sampah dengan Penggunaan APDSelaras dengan hasil penelitian Lensoni didapatkan bahwa sikap petugas dengan penggunaanalat pelindung diri p value = 0,016 < α 0,05, yang berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkanbahwa ada hubungan antara sikap petugas dengan penggunaan alat pelindung diri. 10 Sikap dalamhal ini merupakan kelakuan dari pekerja pengangkut sampah yaitu kesiapan dari seseorang yangbereaksi terhadap stimulus kemudian direspon. Sikap negatif dari seseorang terjadi karena banyakfaktor. Seperti kebiasaan dari pekerja pengangkut sampah yang meremehkan bahwa penggunaan APDtidaklah terlalu penting yang justru dapat mengakibatkan hal yang fatal dan berdampak buruk bagikesehatan dan keselamatan pekerja pengangkut sampah. Sehingga perlu dilakukan berbagai upayauntuk mengubah sikap yang baik agar tercipta perilaku yang baik dalam menjalankan Sarana Pekerja Pengangkut Sampah dengan Penggunaan APDAda hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana dengan penggunaan APD. Penelitianini sejalan dengan penelitian Yustrianita mengungkapkan bahwa ada hubungan yang bermakna antaraketersediaan APD p=0,026 < 0,05 dengan penggunaan APD pada pekerja bagian Finishing diProyek Apartemen Serpong tahun 2014 11. Jurnal Kesehatan Global, Vol. 2, No. 1, Januari 2019 20Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan HelvetiaBerdasarkan analisis multivariat semakin besar nilai OR berarti semakin besar pulapengaruhnya terhadap variabel dependen yang dianalisis 12, ternyata variabel yang berhubunganbermakna dengan kejadian penggunaan APD adalah variabel sikap, manajemen, pelatihan,pengawasan dan motivasi. Sedangkan variabel ketersediaan sarana sebagai variabel analisis didapatkan Odds Ratio OR dari variabel Ketersediaan Sarana APD adalah 2,3, artinyaketersediaan sarana APD baik akan meningkat sebesar 2 kali lebih tinggi dibandingkan ketersediaansarana APD kurang baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Eko dimana analisis multivariatmenunjukkan bahwa faktor yang menunjukkan pengaruh yang paling bermakna adalah ketersediaansarana dengan nilai p = 0,002 dan Exp B = 31 13. Ketersediaan sarana adalah salah satu faktoryang mempengaruhi terbentuknya perilaku aman saat melakukan pekerjaan, dimana ketersediaanfasilitas atau sarana dan prasarana harus sesuai dengan resiko dan bahaya yang dihadapi oleh pekerjadi tempat kerja. Sarana APD dapat mendukung pembentukan perilaku. Pembentukan perilaku berupapengetahuan, sikap dan tindakan, bisa dilihat walaupun pengetahuan dan sikap yang dimiliki pekerjapengangkut sampah cukup baikk, tetapi tidak didukung sarana yang lengkap tidak akan terbentuktindakan berupa perilaku. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Indra Gunawan danAhmad bahwa hasil analisis multvariat menunjukkan variabel pengetahuan merupakanvariabel dominan berhubungan dengan perilaku penggunaan APD pada pekerja dengan p value0,002 14.Manajemen Pekerja Pengangkut Sampah dengan Penggunaan APDTidak ada hubungan yang signifikan antara manajemen dengan penggunaan APD. Menurutpenelitian Zuliyanti yang dilakukan di PT. Gold Coi Indonesia terlihat banyak perilaku pekerja yangtergolong tindakan tidak aman seperti tidak menggunakan alat pelindung diri yang telah disediakanperusahaan pada saat sedang bekerja. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian dimana adapengaruh manajemen dengan penggunaan Alat Pelindung Diri 15. Manajemen penggunaan alatpelindung diri belum berjalan dengan sistematis, biasanya pekerja hanya melaporkan kekurangan dankerusakan APD kepada kepala wilayah. Sedangkan untuk evaluasi manajemen penggunaan APDbelum pernah dilakukan yang biasa dilakukan seperti evaluasi kinerja dari pekerja pengangkutsampah tersebut. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwa kinerja pekerja tidak terlepas denganupaya perlindungan bahaya dan risiko kerja dimana yang dimaksud yaitu penggunaan dan penerapanAPD. Apabila manajemen APD berjalan lancar dan optimal maka bisa dipastikan pengelolaan APDjuga akan berjalan dengan lancar dan upaya pengendalian dapat berjalan dengan efektif dan Pekerja Pengangkut Sampah dengan Penggunaan APDSelaras dengan penelitian yang dilakukan Raodah di PT. Semen Bosowa Marosmenunjukkan bahwa pelatihan mempengaruhi penggunaan APD yaitu p value 0,000 < 0,05 yangberarti ada hubungan antara pelatihan dengan penggunaan APD pada karyawan bagian Packer PTSemen Bosowa Maros 16. Berdasarkan hasil wawancara dengan pekerja pengangkut sampahberpendapat bahwa perlu dilakukan pelatihan yang spesifik mengenai pentingnya menggunakan AlatPelindung Diri seperti pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja serta penggunaan alat pelindung diripada setiap pekerja dengan mengumpulkan semua pekerja karena pekerjaan yang mereka lakukandapat berdampak negatif pada kesehatan mereka untu dimasa yang akan datang karena dampak daripada saat mereka melakukan pekerjaan tidak menggunakan Alat Pelindung Diri. Demikian fungsi daripelatihan yang diharapkan dapat dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan gunameningkatkan produktifitas dan kemampuan dari pekerja pengangkut sampah dengan dampak yangmereka rasakan selama terpapar langsung dengan sampah setiap mereka melakukan pekerjaantersebut, namun juga untu pengembangan kinerja dan lingkungan kerja sesuai dengan Pekerja Pengangkut Sampah dengan Penggunaan APDSelaras dengan penelitian Kautsar bahwa ada hubungan pengawasan terhadap penggunaanAPD dengan pvalue 0,023< 0,05 berarti pengawasan mempengaruhi dalam penggunaan APD pada Jurnal Kesehatan Global, Vol. 2, No. 1, Januari 2019 20Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetiapekerja operator di area Wood Workimg I PT Yamaha Indonesia tahun 2014 17. Pengawasan yangdilakukan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan biasa dilakukan setiap hari oleh KepalaWilayah. Pengawasan ini hanya dilakukan dengan cara pengecekan perlengkapan, peralatan yangdibawa oleh pekerja pengangkut sampah serta dilakukan pengawasan saat mereka bekerja denganbaik atau tidak. Hasil pengawasan pekerja yang tidak menggunakan APD biasanya tidak dilakukandengan pencatatan sehingga tidak terdapat data pencatatatan yang dapat digunakan untuk melakukanpeninjauan ulang bagi pekerja yang malas menggunakan alat pelindung diri. Perubahan perilakuindividu dimulai dengan tahap kepatuhan, identifikasi, kemudian baru menjadi internalisasi. Mula –mula individu mematuhi tanpa kerelaan melakukan tindakan tersebut dan seringkali karena inginmenghindari hukuman ataupun sanksi, jika dapat mematuhi anjuran tersebut maka biasanyaperubahan terjadi pada tahap ini sifatnya hanya sementara, artinya bahwa tindakan dilakukan selamamasih ada pengawas. Namun pada saat pengawas mengendur perilaku itu pun ditinggalkan lagi 18.Motivasi Pekerja Pengangkut Sampah dengan Penggunaan APDAda hubungan yang signifikan antara motivasi dengan penggunaan APD. Menurut penelitianWijayanto didapatkan nilai signifikansi p = 0,03 sehingga disimpulkan ada hubungan motivasiperawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi di ruang rawatinap RSUD Dr. Moewardi 19. Menurut Handoko motivasi eksternal berasal dari luar yangmerupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Lingkungan merupakan suatu yang ada disekitar individu baik secara fisik,biologis maupun social lingkungan yang tidak mendukung kondisiyang tidak kondusif akan membuat stress 20.KESIMPULANAda hubungan yang signifikan antara sikap, pelatihan, pengawasan, dan motivasi terhadappenggunaan APD pekerja pengangkut sampah di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan KotaPalembang Tahun 2018, faktor ketersediaan sarana merupakan faktor utama yang mempengaruhipaling berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja pengangkut sampah diDinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang Tahun TERIMA KASIHPeneliti mengucapkan terimakasih kepada enumerator yang banyak memberikan bantuan dandukungan serta ucapan terimakasih kepada Bapak/ibu Kepala Dinas Lingkungan Hidup danKebersihan Kota Palembang yang telah berikan izin sebagai tempat pelaksanaan PUSTAKA1. Roza E. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri padapetugas kebersihan di PD. Pasar Jaya Kec. Pasar Minggu Tahun 2015. 2015;2. Herlinda. Herlinda. 2010. Persepsi Pemulung terhadap Risiko Kesehatan dan KeselamatanKerja Dikaitkan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD di Tempat PenampunganSampah Sementara TPS Tegallega Bandung. Univ Indones. 2010;3. Sugiyono. Metode Penelitian. Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Hastono SP. Analisis Data Kesehatan. Wijayanti DF. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diriterhadap Keluhan Gangguan Kulit pada petugas Sampah TPA Batu Layang Pontianak. 2016;7. Purba AB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri APD padaPerajin Keranjang Bambu Desa Si Godang Barat Kecamatan Panei Kabupaten SimalungunTahun 2017. Univ Tanjungpura Pontianak. 2017;8. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Winandar A. Fakor –faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung DiriAPD pada Petani yang Menggunakan Pestisida Gapong Susoh Kecamatan Bilang PidieTahun 2015. 2015;10. Lensoni NH dan SJ. Hubungan Perilaku dan Sikap Pekerja Pengangkut Sampah dengan Jurnal Kesehatan Global, Vol. 2, No. 1, Januari 2019 20Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan HelvetiaPenggunaan Alat Pelindung Diri di Kampung Jawa. J Aceh Med ISSN 2548-96232018JurnalAceh Med ISSN 2548-96232018. 2018;11. Yustrianita I. Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri padapekerja Bagian Finishing PT di Proyek Apartemen Serpong Tahun 2014. Univ Indones Hidayat AAAH. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. 2005. SalembaMedika. Jakarta Hutabarat EP. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Alat PelindungDiri pada Pekerja Bagian Produksi di Agrinusa Unit Poultry Feed Tahun Kesehat Masyarakat Univ Sumatra Utara. 2018;14. Gunawan I dan AM. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Motivasi dengan PerilakuPenggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Bagian Produksi PT. Katingan Indah Utama,Kabupaten Kota Waringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Univ Ahmad Dahlan. 2016;15. Zulliyanti S. Pengaruh Perilaku Tenaga Kerja terhadap Penerapan Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja di bagian produksi PT. Gold Coin Indonesia Tahun 2010. 2010;16. Raodah S. Faktor–Factor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri padaKaryawan Bagian Packer PT. Semen Bosowa Tahun 2014. Public Heal Sci Journal437 –449. 2014;17. Kautsar A. Faktor–Faktor yang Berhubungan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri APDPada Pekerja Operator di Area Wood Working I PT Yamaha Indonesia Tahun 2014. FakKersehatan MasyarakatUniversitas Indones. 2014;18. Aweng ER and Fatt CC. Perception of Rubbish Collectors at the Garbage Dump Sites inKelantan, Malaysia on the use of Personal Protective Equipments PPE. Univ Malaysia HealEnviron Journal. 2014;Vol 5 Wijayanto W. Hubungan Motivasi Perawat dengan Perilaku Pemakaian Alat Pelindung Dirisaat melakukan Kemoterapi di Ruang Inap Surakarta. 2015;20. Handoko TH. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia 2005. ... Jayanti, 2019 Berdasarkan data penelitian jurnal kesehatan global 2019 menunjukan bahwa hasil uji chi-square yang di lakukan menunjukan bahwa ada hubungan yang siknifikan antara alat pelindung diri atau APD terhadap sikap p=0,028, ketersediaan sarana p=0,28, pelatihan p=0,21, pengawasan 0,024, dan motifasi p=0,000, serta tidak ada hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan p=0,16, manajemen p=0,836. Hatta, 2019 METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik yang bersifat kuantitatif dengan desai kroseksional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku pekerja pengangkut sampah sebagai variable independen dan penggunaan APD pada pekerja menggunakan variable dependen. ... Dede MarisaBureni ProgramStudi Ilmu KeperawatanAlat Pelindung DiriAbstrak Alat pelindung diri APD adalah alat yang mempunay kemampuan kemampuan untuk melindungi sesorang dan berfungsi untuk mengisolasitubuh dari potensi yang berbahaya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian mennjukan bahwa hasili uji chi-square yang dilakukan menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penguaan alat pelindung diri APD terhadap sikap p=0,28, ketersediaan sarana p=0,28, pelatihan p=0,21, pengawasan p=0,24, dan motivasi p=0,000, serta tidak ada hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan p=616, dan managemen p=0,836. Hasil penelitian multivariat bahwa variaebel ketersediaan saraana merupakan factor yang mempunay pengaruh paling kuat dengan nilai p=0,16 dan OR sebesar AdministrasiDan Kebijakan Kesehatan Andi Rizki AmeliaTujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga masyarakat dapat hidup sejahtera, produktif serta dapat berkontributif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. dalam mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan peran tenaga kesehatan sebagai pilar dalam memberikan pengobatan maupun pencegahan penyakit. dokter dan tenaga kesehatan lainnya harus mampu berperan sebagai seorangmanager pelayanan kesehatan sebagai salah satu fungsi "five star doctor", dengan kemampuan manajerialnya yang andal tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan yang efektif dan efesien dalam konteks keterbatasan sumber dayaHubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada petugas kebersihan di PD. Pasar Jaya KecE RozaRoza E. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada petugas kebersihan di PD. Pasar Jaya Kec. Pasar Minggu Tahun 2015. 2015;S P HastonoHastono SP. Analisis Data Kesehatan. dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Keluhan Gangguan Kulit pada petugas Sampah TPA Batu Layang PontianakD F WijayantiHubungan PengetahuanWijayanti DF. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Keluhan Gangguan Kulit pada petugas Sampah TPA Batu Layang Pontianak. 2016;Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri APD padaA B PurbaPurba AB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri APD padaFakor -faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD pada Petani yang Menggunakan Pestisida Gapong Susoh Kecamatan Bilang Pidie TahunA WinandarWinandar A. Fakor -faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD pada Petani yang Menggunakan Pestisida Gapong Susoh Kecamatan Bilang Pidie Tahun 2015. 2015;Hubungan Perilaku dan Sikap Pekerja Pengangkut Sampah dengan Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Penggunaan Alat Pelindung Diri di Kampung JawaN H LensoniSjLensoni NH dan SJ. Hubungan Perilaku dan Sikap Pekerja Pengangkut Sampah dengan Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Penggunaan Alat Pelindung Diri di Kampung Jawa. J Aceh Med ISSN 2548-96232018Jurnal Aceh Med ISSN 2548-96232018. 2018;Penggunaan Alat Pelindung Diri di Kampung JawaPenggunaan Alat Pelindung Diri di Kampung Jawa. J Aceh Med ISSN 2548-96232018Jurnal Aceh Med ISSN 2548-96232018. 2018;Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada pekerja Bagian Finishing PT di Proyek Apartemen Serpong TahunI YustrianitaYustrianita I. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada pekerja Bagian Finishing PT di Proyek Apartemen Serpong Tahun 2014. Univ Indones Depok. 2014;Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis DataAaah HidayatHidayat AAAH. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. 2005. Salemba Medika. Jakarta Susanto.
alat pelindung diri petugas kebersihan